Jumat, 14 Maret 2014

Aplikasi Harus User Friendly

Kenapa Aplikasi Harus User Friendly?
Akhir-akhir ini saya mendapati kasus yang lumrahnya dihadapi oleh seorang programmer maupun teknisi komputer. Kronologisnya saya memiliki seorang teman yang memang baru memegang komputer atau dengan kata lain dia adalah seorang yang masih amat newbie (awam) jika berhadapan dengan komputer. Akan tetapi, kenyataan yang saya hadapi diluar dugaan, karena saya kira dia akan menuruti semua yang saya tuturkan dan saya berikan ialah sebaliknya. Pengguna awam memang banyak susahnya, banyak pula mudahnya. Susahnya adalah jika mendapati kasus seperti di atas, dan mudahnya adalah apabila ia memang menuruti apa yang kita katakan. Inti dalam kasus tersebut adalah pentingnya sebuah aplikasi yang disokong oleh user interface sehingga cocok digunakan untuk pengguna amatir seperti teman saya ini. Saya akan sedikit bercerita tentang pengalaman menangani teman saya tersebut, ringkasnya dia adalah seorang penyuka musik dan pastinya menginginkan suatu aplikasi pemutar musik di dalam komputernya. Lalu saya pasang beberapa aplikasi pemutar musik yang free dan berkualitas seperti Winamp, VLC, Cowon Jet Audio dan iTunes ke dalam komputernya. Walhasil teman saya sangat jatuh hati pada Winamp. Ia menuturkan bahwa Winamp lebih mudah penggunaan dan memiliki efek equalizernya lebih enak didengar dibanding pemutar lain. Hingga beberapa hari berikutnya, komputer teman saya terserang virus dan beberapa program vital seperti aplikasi office, game dan player mp3 (termasuk Winamp) tidak bisa dijalankan. Lantas ia mengadu pada saya karena komputernya bermasalah. Saya scanning dengan antivirus dan memang terdeteksi ratusan virus di dalamnya, kemudian saya instal ulang lagi aplikasi yang sempat terserang, termasuk Winamp.
Aimp Player Lama kemudian, entah apa penyebabnya aplikasi Winamp tidak bisa dijalankan lagi. Padahal dengan berbagai antivirus tidak terdeteksi adanya virus. Saya install Winamp kembali dan saya restart komputer hasilnya pun nihil, Winamp tidak bisa digunakan. Saya sempat berunding pada teman saya agar menggunakan aplikasi pemutar mp3 lain yang memang masih bisa berjalan di komputernya seperti VLC, Jet Audio maupun iTunes. Namun bukan mudah membujuknya, teman saya malah menyebut bahwa aplikasi tersebut sangat tidak menyenangkannya. Salah satu penyebab adalah kemudahan penggunaan, teman saya merasa kurang nyaman dan kesulitan dalam pengoperasian aplikasi. Problem Solving Saya sempat berfikir, ternyata beginilah pentingnya sebuah user interface yang user friendly dan menjadikan kenyamanan bagi seorang pengguna. Winamp mungkin masuk dalam jajaran aplikasi yang sangat user friendly, menurut pengalaman di atas. Lanjut lagi, saya lalu mencarikan alternatif lain yang hampir mirip dengan Winamp, dan Aimp lah jawabannya. Aplikasi pemutar mp3 ini menawarkan fitur yang amat sangat mirip dengan Winamp, mulai pengaturan player, equalizer, tambah hapus lagu dan lain sebagainya. Sementara itu teman saya pun menanggapi Aimp dengan positif, ia merasa bahwa Aimp sudah cukup bagus baginya. Hingga saat ini teman saya masih menggunakan Aimp sebagai pemutar musik mp3 dan semoga tidak bermasalah dikemudian hari. Dari kasus di atas, satu kesimpulan pasti adalah seorang programmer tidak boleh meremehkan arti penting dari kata “user friendly”, karena inilah kunci kesuksesan dan kehebatan program yang nantinya akan dihasilkan hingga didistribusikan ke pasaran pengguna. Sebuah kasus nyata dan sangat sederhana namun memiliki arti yang sangat berharga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar